Cinta atau,,,,???

Alkisah, hiduplah sepasang suami istri. Pasangan muda, punya satu bayi yang mungil belum lagi genap 1 tahun.
Bayi ini merupakan sumber kebahagiaan tiada dua bagi pasangan ini, karena telah dinanti cukup lama.

Mereka teman lama saya, hanya saja saya agak risih dengan kondisi perkawinan mereka.
Suami melarang si istri, pegang HP, harus terus-terusan berganti no HP, tidak boleh keluar rumah, tidak lagi bekerja, dan terus-terusan di check di rumah....

halllaaaaahhhhh, ini bukan cinta... what u called. Cinta itu butuh menghargai, butuh kepercayaan.
Ini bukan soal cemburu yang jadi teman akrabnya cinta, ini soal bagaimana kamu meletakkan pasanganmu di tempatnya. Ini pelecehan. Dan menurut saya itu tindakan yang menyakitkan hati perempuan manapun. Apa yang dipikirkan si suami hingga harus sedemikian rupa "menjaga si istri". Apa dia pikir si istri tidak dapat menjaga kehormatannya.

Tapi,,,,, si istri santai saja, enjoy saja. Dia sebut ini cinta.... puihhhh..... saya yang kebakaran jenggot

Cinta buat saya adalah juga penghargaan dan kepercayaan. Beruntung saya punya suami yang percaya saya, menghargai, menghormati dan selalu mendukung saya.

Saya tau, suami pun tau, godaan ada dimana-mana, disetiap sudut. Saya yakin ada beratus ribu wanita cantik dan seksi yang mungkin menggiurkan suami saya,,, wajar saja dia lelaki normal. Tapi saya percaya suami saya, sampai detik ini dia masih punya hati nurani, punya tujuan hidup, yang tidak akan dihancurkannya untuk godaan sesaat semacam ini.

Suami pun tau, disekitar dunia kerja saya, dimanapun, selalu saja ada lelaki charming yang suka berdiskusi dengan istrinya, yang mungkin memiliki pemikiran yang memesona. Tapi satu yang pasti, saya, perempuan, punya hati nurani, punya kehormatan, punya tujuan hidup yang tidak akan tergadai dengan godaan seperti itu....

ini bukan cinta,,,, ini pelecehan dalam rumah tangga, mate!

Gadis Pantai,,,

Sampai tadi malam, sudah kali ketiga saya membaca novel "Gadis Pantai" karya Pramoedya Ananta Toer. Dan untuk ketiga kalinya juga saya menangis, tersedan, saya terharu dan tersentuh,,, untuk kaumku, kaumku perempuan.



Tak henti-hentinya saya bersyukur. Bersyukur yang kadang sering saya lupakan, terlupakan karena dalam pikiran sempit seorang saya, semua terlihat begitu biasa, tidak ada yang istimewa. Padahal jika saya memandang balik jauh ke belakang, ke sejarah bangsa kita yang kelam dan panjang, betapa saya harusnya begitu mensyukuri hidup saya, beruntung hidup di massa ini. Saya mendapatkan segala kesempatan, kebebasan, kemerdekaan hidup, kemerdekaan memilih, kemerdekaan dari rasa takut dan mendapatkan cinta yang dengan (alhamdulillah) begitu mudahnya jika dibandingkan dengan kaum saya di massa lampau.


Gadis pantai, bersetting cerita di pesisir utara pantai jawa. Hidup sederhana dengan saudara-saudara dan emak Bapaknya di sebuah desa nelayan. Mereka miskin, tak selalu bisa makan nasi, semua penduduk desa harus bertaruh nyawa untuk mengeruk hasi laut sebagai sumber pencaharian mereka. Tapi meski miskin dan kadang dipukuli orang tuanya, gadis pantai bahagia, karena memiliki kemerdekaannya, kemerdekaan hatinya, kebebasan untuk menjadi dirinya, berteriak, menangis, berekspresi dan menunjukkan cintanya, memiliki yang dimilikinya.



Semua terampas sejak dia, si gadis pantai, di peristri atau lebih tepatnya menjadi selir seorang Bendoro, orang kaum atasan. Hidup di Gedong dengan tubuh membumbung harum wewangian.

Kontradiksi yang diciptakan oleh Almarhum Pak Pram selalu membuat saya bergetar. Antara kehilangan kebebasan yang sangat menyiksa dan perasaan ingin memiliki dan dimiliki selamanya, kebahagian menjadi milik bendoro dan perasaan cemas akan goyahnya posisi istri yang dipegangnya. antara berpisah dengan bayi yang dilahirkannya karena harapan agar anaknya hidup lebih baik dan keinginan untuk membesarkannya, berada dekat dengannya.

Pertama kali membaca, kala itu saya masih tinggal di jogjakarta, mahasiswi, buku pun saya pinjam dari sahabat saya. Perasaan saya saat itu lebih ke arah marah, marah karena kaum saya diperlakukan bagai benda tak bernyawa, hanya alat. Sedih, sedih karena kaum saya tak sanggup berjuang untuknya.

Kali kedua saya membaca di ulang tahun saya yang ke 25 tahun, hadiah ulang tahun dari pacar saya (suami sekarang). saya masih meneteskan airmata terharu karena kaum saya, perempuan, tidak punya hak yang sama, tidak punya kesempatan, tidak bisa mencintai, memilih dan mencintai yang dicintai. Tidak bisa berkata "kau milikku" tidak punya hak sama sekali.

Kini, saya kembali menangis, lebih haru dari kedua pengalaman sebelumnya. Karena kini saya tahu artinya menjadi seorang istri, saya haru karena tau rasanya seorang Ibu.

Dan kembali saya bersyukur sekali, saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang cukup demokratis, saya diberikan kesempatan berkembang, hidup, memilih, dan mencapai cita-cita saya sendiri.

(Singkatnya) lalu saya menerima lamaran suami saya, karena saya telah memilih. dan meski suami adalah seorang yang super sibuk, selalu pulang malam dan kadang menginap di kantor, tapi dia bukan bendoro gadis pantai(yang juga sering lama tidak pulang), dia laki-laki penuh kasih, penuh pengertian, dan satu hal lagi sangat menghormati hak saya, sangat menghargai perasaan saya, bangga akan apa yang telah saya raih.

Dan saya bersyukur sekali, karena tidak seperti gadis pantai, saya bisa membesarkan anak saya sendiri, berkesempatan memberikannya ASI hingga kini di usianya yang menginjak 1 tahun 8 bulan. Saya bersyukur sekali tidak (dan jangan sampai) dipisahkan dengan anak saya.

Saya tau, gadis pantai hanya roman, tapi saya percaya, Pak Pram menulis pada setting waktu, tempat saat itu jamak perempuan yang diperlakukan tak adil seperti itu.

Dan hari ini berakhir dalam sesitifitas terhadap gender yang sedemikian besarnya

tiga episode

waktu pertama kali dikompori buat bikin Blog, saya sudah dalam-dalam berpikir bahwa halaman-halaman ini hanya berisi curhat saja.

Kadang-kadang pengen deh bikin tulisan yang sarat ilmu dan "berisi", tapi apa daya kemampuannya memang masih nol.

Setiap kali ada keinginan menulis, itu pasti karna ada yang mengetuk-ngetuk di sudut hati,,, tidak tahan untuk di bendung,, jadinya ya begini,,, curhat.com,,, seperrti berikut

Episode 1,,,,

(dalam hati)Kasian sekali Bapak Tua ini, setiap hari saya menemukannya di ujung Halte Transjakarta Patra Kuningan dengan muka menyedihkan,,, seringkali saya menimbang untuk memberikan sekedar uang kecil untuknya,,, tapi saya ragu, bukan pelit, hanya tidak ingin "Wrong Treatment".
Hingga suatuhari,,,,, juederrrrrrr!!!! musnah semua perasaan sedih saya ketika saya melihat ironi di pagi itu.
Saya yang tergopoh-gopoh telat ke kantor, Si Bapak Tua dengan wajah memelasnya itu, dan,,, seorang Mbah-mbah perempuan, Tua, rambutnyapun putih semua, mungkin 10 sampai 15 tahun lebih tua dari si Bapak, menggunakan kain kebaya, duduk disamping si Bapak Tua,

Yya persis di sampingnya, dan memberikan ironi dalam...
karena sebuah keranjang yang berisi penuh buah mangga dagangannya,,,,
that's it,,,, kesimpulannya,,,,,life is about strugle!

Episode 2,,,
Tercengang-cengang saya,,, ada seseorang yang baru saja memasuki stage baru kehidupan saya, maksudnya saya baru kenal dan kami baru saja memulai hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati. hingga di suatu hari,,, gedubrakkkkk,,, dia dengan sengaja mematahkan Possitive way di mata saya tentang dirinya,,,,,
(Cuma) karena melarang saya,,,, (saya lebih suka menyebutnya mengebiri saya) membina hubungan baik dengan pihak lain (yang tentu saja sudah lebih dulu saya kenal dengan baik),,,
Dengan alasan yang dibuat-buat (menurut saya) dan tidak masuk akal,,,,untuk proteksi dirinya,,,
saya amat sangat jengah dengan alasan itu,,,, sampai rasanya tidak tahan melanjutkan "jalan cerita" saya di tempat ini. gantung,,,,,

Episode 3,,,
Ibun ga ucah keja (Ibun ga usah Kerja),,,,
Mulai tersedu-sedu menangis,,,
Ga ucah ekim (ga usah ice cream), ga ucah mimik mo (Ga usah Susu UHT), ga ucah mainan, ga ucah Kuding (ga usah puding),,,,
Ibun ga keja aja,,,,
menetes-netes airmata di pipi mungilnya,,,,
Perihhhhhhhhhhhh,,,,,,
Sangga, kalaupun Ibumu ini terlihat materialistis dimata bocahmu saat ini, karena lebih memilih "uang" daripada menemani mu bermain,,,,
Tapi sejujurnya hanya 10% dari bekerja ini untuk Ibumu sendiri (termasuk didalamnya menjadi "hanya seorang Dini", mengaktualisasikan diri, tetap bright dan update sehingga mampu menemani Ayahmu dalam menjalani kehidupan, dll) sisanya hanya karena untuk mu Nak, untuk Sangga.....

sixth Sense

Pernah nonton film judul di atas kan? kayanya sempet booming juga ya pada masanya. Waktu itu yang mempunyai sixth sense adalah seorang anak kecil lelaki, yang jadi paranoid setengah mati, dan putus asa juga karena sang Ibu sempat menganggap dia mengada-ada.

Lalu serial televisi The Ghost Whisper? Tau kan cerita seorang perempuan muda yang secara genetis (?) mampu melihat dan berkomunikasi dengan 'dunia lain', si perempuan bisa diganggu arwah yang jahat dan menakutkan sehingga membuat dia jadi mengurungkan niatnya untuk punya baby, karena takut si anak mengalami hal serupa.

my Baby, my beloved one, tadi pagi sekitar jam 03.00 membangunkan saya, kebetulan suami menginap di kantor,
"bun, ini apaan ya?"kata suara cadelnya
"apa nak?" saya menjawab sambil tetap terpejam
"ini putih-putih" katanya
"ga ada apa-apa sayang, bobo lagi yuk, sini Ibun peluk"
Sangga menurut dan tidur lagi.

Lalu sekitar jam 04.30 saya dapati dia sudah terbangun tapi masih ditempat tidur,
"Bun, ini Ciapa cih?"
"mana sayang?"
"ini (sambil nunjuk ruang kosong) putih-putih, lompat-lompat"
"ga apa-apa nak, Jangan ganggu Sangga ya" saya setengah mengancam
"Apaan Bun? lompat-lompat!" sumpah mati jika yang bicara ini bukan anak ku sayang, saya pasti sudah lari terbirit-birit terkencing-kencing mungkin.
"Ga tau sayang, tapi ga apa-apa kok" saya sampai heran suara saya bisa setenang itu.
"apaan bun?"Sangga tidak kelihatan takut, tapi ingin tau
"Ibun juga ga tau sayang, kita tanya kakek aja yuk?" Sangga segera melompat ke gendongan saya.
Kami berdua segera berlari ke kamar Eyang dan Kakek.
Sangga tetap ceria, dan bercerita kepada Kakek, kalau tadi ada yang putih lompat-lompat.

Saya ini adalah orang yang paling penakut sama hal-hal yang seperti itu, tapi demi Sangga saya harus berani, bahkan saya menantang, jangan beraninya sama anak kecil dong,,,,

Ada yang tau cara mengatasi sixth sense ini? saya ingin menghilangkan dari Sangga.

si Rifki,,,

Sahabat semasa kuliah saya(diantara banyak sahabat saya), namanya Rifki, sampai sekarang kami masih bersahabat baik.

Sudah bisa saya sebut sahabat sepanjang hidup saya, bahkan setelah hijrah ke Jakarta pun saya jadi bersahabat juga dengan Ibunya (yang keliatan galak, padahal perhatian dan baik).

Rasanya sih baru sebentar, mungkin karna kami mulai jarang bertemu sejak saya lulus, rasanya baru beberapa hari yang lalu saya meninggalkan "masa kejayaan" ketika kuliah di Jogja dulu. Tapi sebuah tulisan di blog sahabat saya itu mengingatkan saya, bahwa tidak kurang dari 10 tahun saya telah mengenalnya.

Saya sengaja menulis cerita tentang si Rifki ini, sebagai pembuka cerita saya selanjutnya, padahal seterusnya sih teteup me and my life around.

Karena biasanya sahabat-sahabat saya merupakan "reminder" buat kelakuan saya, dan kata-kata mereka yang bisa jadi pahit atau pun bijak selalu jadi bahan perenungan saya (meskipun seringkali di depan mereka saya adu argumen dan tidak terima, but guys i do consider).

Nah, sejak mengenal Rifki rasanya belum pernah selama berbulan-bulan saya menerima "gelombang protes" yang sama, yang itu-itu saja dari Rifki.


Tidak hanya dari komentarnya di blog saya, tapi juga sindirannya di milis (i knew it!hehhee), di saat chatting juga, dan mungkin juga sudah berkali-kali ketika dia melihat profile saya si friendster,,, (huuuu geer ya ki)


mau tau isinya?? Dini sekarang jadi KEIBUAN atau dalam bahasa pergaulan kami sehari-hari "Ga lo banget deh din" hehhehe.


Tadinya saya biasa saja, sampai kemudian ada seseorang juga dari masa lalu berkomentar demikian, lalu banyak juga yang merasa heran takjub melihat saya hapal jadwal imunisasi bayi, atau kagum dengan ilmu inisiasi menyusu dini nya Dini hehe. atau yang begitu-begitu lah


Berarti saya memang berubah,,, (tapi tambah maju kan??-sekaligus mematahkan anggapan Ibu rumah tangga akan menjadi semakin bodoh- hehehheh). Anda pembaca, yang mungkin tidak mengenal saya sejak awal jangan bingung. Saya menanggapi wajar "protes" sahabat-sahabat saya tersebut.

karena, asal muasal, saya adalah siswi SMU teladan yang sering ngobrol di jam pelajaran, paling bahagia jika harus bolos pelajaran dengan alasan rapat osis (dan adalah satu-satunya perempuan di sekbid 7 -olahraga dan seni), tidak pernah lupa nyontek menyontek dikala ulangan, biasanya dibenci guru-guru ilmu sosial karena hobi mengobrol tadi, sering dsuruh maju oleh guru kimia untuk alasan yang sama - mengobrol di kelas-

Lalu sejarah berulang ketika menjadi mahasiswi di UGM jurusan Teknik Sipil, bahkan semakin menjadi-jadi, saya mungkin satu-satunya mahasiswi yang membawa motor (shogun lungsuran kakak saya) dengan suara knalpot yang aujubile bikin sebal orang yang tidur siang, super kumal lagi. Lalu saya jauh dari kesan feminin, (bayangkan,,, untuk kesan saja saya jauh,,, apalagi menjadi feminin) sehari-hari saya menggunakan kemeja (biasanya kotak-kotak--- wueeyyyy ini seragam UGM lagi), jelana jeans, dan sepatu keds, itu saja.


Bahkan dalam sejarah perkantoran, saya juga dikenal jauh dari kesan feminin, saya atlit basket (weyy) padahal tidak jago, cuma modal body, saya cuek. Bahkan ketika pacaran dengan suami saya sekarang dia sering berkomentar : "masih untung deh, saya ketemu kamu ga bawa-bawa penggaris besi lagi", itu lho penggaris yang sering digunakan tukang bangunan atau tukang kayu, karena memang saya punya penggaris itu di kamar kos saya. parah ya?


Lalu di suatu hari yang istimewa, sangat istimewa, tanggal 4 April 2007, jam 5.30 pagi, ketika pertama kali saya mengecup pinggir mata kiri Sangga Arsa Radin, hidup saya berubah.


Jika sahabat-sahabat saya masih mengingat, ketika mereka datang untuk berbagi bahagia dengan kami, saya pernah berkata : sejak hari itu, kehidupan yang ada dibelakang saya sebelum Sangga lahir serasa jauh dibelakang, serasa sudah lama sekali berlalu di belakang.


Dan itu yang sesungguhnya terjadi, euforia yang saya rasakan ketika melihat mata dan senyumnya, eureka!! saya jatuh cinta, totally in love. Saya paranoid, ketakutan jika bukan hal yang terbaik yang bisa saya pilihkan untuknya, saya betul-betul candu pada kehadirannya, tangan mungilnya, wajah tampannya, betul-betul saya belum pernah mengalami peristiwa aneh seperti ini.

Demi Sangga lah, seluruh hidup saya dedikasikan, untuknya saya tidak akan jadi Mommy yang bodoh, untuknya saya tidak akan menjadi mommy yang tidak mengerti tentang tumbuh kembangnya, saya ingin menjadi mommy yang pintar, bijak, dan bisa menjadi ibu yang dibutuhkan Sangga di segala usia, segala iklim, segala cuaca.

Tekad itu kemudian mendarah daging, menjelma dalam seluruh tindak tanduk saya, meski mengantuk dan capek, saya tidak pernah membiarkan Pembantu menyiapkan makanan Sangga, saya mati-matian menyimpan ASI dikantor, membawa segambreng peralatan pompa ASI, termos Es, Botol susu dan menghabiskan berbal-bal tisu supaya hyginic.

Saya begitu mencintainya, dan saya rasa semua Ibu akan begitu, kadang sampai harus diingatkan suami untuk tidak lupa pada diri saya sendiri.

Well, yeah saya juga harus mengingat kepentingan saya sendiri, punya waktu untuk diri saya sendiri, saya akui itu, tapi untuk saat ini saya begitu, begitu menikmati peran saya sebagai Ibu, belum pernah terasa menyerah meski capek, mudah-mudahan tidak pernah.

Jadi sahabat, sebenarnya saya masih Dini yang dulu, hanya saja kali ini saya sudah "meng up grade" ilmu saya, dan terus ingin di Up grade. Dan saya masih Dini yang gokil dulu, Dini yang gila dulu, Dini yang metal dulu,,,, hanya saja punya cita-cita yang lebih besar dari saya, Membesarkan Sangga, sukses mengantarnya ke gerbang cita-cita, mampu menemaninya mengisi hari menjadi anak yang sehat dan bahagia,,,, jiwa dan raga,,,,

pagi yang tidak enak

belum sempat cerita banyak, tapi pagi ini pagi yang emosional sekali buat saya,,,

setelah setengah memaksa Sangga untuk cepat terlelap, padahal dia menahan-nahan kantuk, melupakan lelap, menjaga saya, supaya saya tidak pergi meninggalkannya ke kantor.

son, you know what, for Godsake, in everymorning you are crying on me, begging for not leaving you at home,,, in everyday, allday i feel mourn in every single second when i remind that time, when you gave your hand, but i could not make it,,, that punished me all the time Son,, I'm not forcing you to understand this,,,, but i do wish, someday you know, exactly know, i want to be by your side alllllll the time,, but we could not,

Setelah ia tertidur, masih sedikit tertidur, belum terlalu lelap, saya bergegas bangun meninggalkannya berangkat ke kantor. kali ini karena suami belum pulang dari "istri kedua" nya (biasa weekly deadline) saya bergegas-gegas naik angkot, baru saja hendak menyeberangi jalan kecil, tiba-tiba, gubrakkkkkk, dua sepeda motor beriringan bertabrakan. satu vespa (saya tidak jelas warnanya apa) dan satu lagi motor bebek biasa warna hitam

Yang mengendarai vespa seorang laki-laki muda, selanjutnya kita sebut si Mas, sekitar 17 tahunan bertubuh agak gempal, dan penabraknya dari belakang adalah yang mengendarai motor bebek, bapak-bapak,selanjutnya kita sebut si Bapak, brewokan, hitam, bermuka kasar, mata sedikit merah bersama seorang anak kecil perempuan, mungkin usianya baru menginjak 5 tahun, sangat mungil, dan kurus.

ketika si Bapak menabrak vespa di depannya, otomatis kedua motor berbarengan rubuh, si anak yang duduk nyempil di antara Bapak dan stang motor, ikut terjatuh dan terduduk di aspal, saya tidak bisa memastikan apakah sebagian tubuhnya terjepit di motor, karena perhatian saya tersedot oleh kelakuan minor si Bapak.

you know what,,, dengan badan berotot dan tinggi agak di atas rata-rata orang Indonesia, si Bapak segera bangun berdiri dan melangkahi anaknya yang masih terduduk di tengah jalan, di antara dua motor dan keranjang-keranjang buah yang kebetulan di bawa si Mas (hey bukankah tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini?), dan segera menarik kerah baju si Mas, dan dengan bertubi-tubi dan kasar dia memukul menendangi si Mas.

I hate that episode so much,,, i hate it for two reason one is for the violence and the other is for poor li'l girl.

Gila tuh bapak ya,,,, bukannya segera mendirikan anaknya, menanyakan kondisinya yang keliatan ketakutan, malah memenangkan egonya, memuaskan kehendak hatinya dengan menyerang si Mas, melupakan akal sehatnya,,,,,

saya marrrrraaaaah sekali, sampai ikut-ikutan gila dan berteriak-teriak : "Pak anaknya di liat dulu" begitu saya berulang-ulang berteriak, dan untunglah ada si abang sayur langganan saya menghampiri si adik kecil (ga rugi gw langganan ma lo bang,,, halah ga nyambung) mengajak si adik berdiri. Si Bapak setengah sadar, kemudian berbalik menyeret kasar lengan kurus anaknya, dan kembali memuaskan nafsu buasnya memukuli si mas yang ketakutan setengah mati.

Saya tetap berteriak-teriak tidak ada guna, bodoh dan norak, sementara orang-orang bertindak saya masih saja berteriak-teriak,
"pisahin bang, pisahin, pegangin tuh Bapak, gila ya, bukannya anaknya yang di urusin"
sampai akhirnya si Bapak puas, lalu meminta maaf dengan si Mas, itupun setelah dari jauh saya melihat gerak tubuh si mas yang tertunduk-tunduk minta maaf.

Akhirnya pertunjukan bubar, si mas membereskan keranjang buahnya, si anak dan si Bapak membeli roti bakar dorongan pinggir jalan, mungkin mengatasi rasa bersalahnya juga karena telah mengabaikan anaknya tadi. Bagaimanapun seorang Bapak tetaplah bapak, bukan? seorang ibu membelikan air mineral untuk si anak yang masih bengong ketakutan.

dan saya masih mengomel, masih "berteriak dalam volume kecil", kali ini berganti "pendengar" karena live on spot saya melaporkan kejadian itu kepada suami,,,,

itulah saya,,, cuma bisa ngomong saja,,,,, payah,,,

Silly question,,,

Ketika saya sedang memakai eye liner di seputar lingkaran mata saya, pagi ini.
Terjadi percakapan iseng antara saya dan my hubby

my hubby : "Bun, suka cowo yang pakai hitam-hitam dibawah mata nggak?" (maksudnya eye liner)

saya : (melirik dengan tatapan "please deh,," ) "aku suka cowo yang kaya kamu"

my hubby : (tersenyum puas sambil cepat berlalu),,,

Kamus Umum a la Sangga

Ini hanyalah untuk dikenang. Nanti jika Sangga sudah besar, sudah pintar ngomong, atau bahkan sudah jadi "seseorang" (meskipun dari hanya sebesar benih beras, Sangga sudah berarti "seseorang" buat Ibun) dan ga sengaja menemukan Blog ini, ini mungkin akan jadi bahan tertawaan yang lucu untuk dikenang.


Buat saya, ini bukan hanya lucu, ini terlalu indah untuk "tercecer" dari ingatan saya (not even one), ini bagian dari perjalanan pertama putra tercinta saya, Sangga Arsa Radin,,,


Bahwa dia pernah melewati masa ini, masa yang membahagiakan sekaligus penuh kekhawatiran juga untuk melewati masa emasnya ini.


Oia, believe it or not, hampir setiap hari saya tanya "Sangga hari ini bahagia, ga?" dia menjawab "gia" sambil mengangguk-angguk, saya tidak yakin dia mengerti penuh arti bahagia ,,, but I do wish, son.



Agi = Lagi
Aci = Taxi
Au = Mau
Abun = Ibun (maksudnya saya)
Abis = habis
Akut = IKut/ bisa berarti gendong
Apa = apa
ada = ada
apah = jerapah
aket = raket
ampu = lampu
Aying = Air/ nama kakeknya (kakek Aying = it should be Syahrir)
Agus = Agus (he's quite good huh?)
ana = mana ( biasanya pakai -ya)
aju = baju
ayam = ayam
abing = ambil/abing (panggilan untuk pakdenya)
ampe = sampai
amuk = nyamuk
atem = asem
acan tutun = macan Tutul (wueeeyyy)
awo = halo?(jika terima telpon)
ati'an = matikan (lampu/tivi/mobilan batre, sering tertukar juga dengan perintah nyalakan)
aging = daging
antong = kantor/kantong
angkot = angkot
apet = karpet
aja = saja
awah akban = Allahu Akbar
ajay = bajay
abis = habis
akit = sakit
aket = jaket
adot = adot/kejedot

bing-biyan = mobil-mobilan
bis = bis
bwo = bro
bayap = balap
beyi = beli (Ngomongnya berkali2 ditemani rengekan kecil.hey it sounds so me, huh?)
bek = robek
bau = bau

buberd= blue bird
bobo=bobo
bayi = bayi
bibas = bebas
bude ati = bude atri
buku = uku
buwung = burung
beng = obeng (hmmmm,,, dasar anak cowo)
dan = (mobil sedan)

duduk = duduk
dedeng = saya sering mengodanya dengan panggilan dedeng maksudnya dedek
duyu = dulu
dua = bisa jadi jumlahnya memang dua, atau sesuatu yg berjumlah lebih dr satu (bebas ya nak?)
dungya = tidurlah (lagu Katon Bagaskara, tidurlah tidur bintang kesayanganku)
dododot = suara bajay
eyang = eyang (eyangku)
epet = cepet
epes = express (maksudnya taxi)
emak = emak (pengasuh kakak sepupunya)

Gaga = Sangga (dia ciptakan sendiri panggilan untuk dirinya
guwap = gelap

ipet = lipet
iyat = Lihat!!
ikan = ikan or iklan
ikan atin = ikan patin
jan = hujan
Jang = (mobil) kijang
kakek = kakek (tadinya Kaka)
kowah = sekolah
kawaan = kebakaran (maksudnya mobil pemadam kebakaran)
kakak = kakak (suprisingly he know how to use this words)
kat gigi = sikat gigi
kikiki= menirukan suara tertawa kakek
kuku = gunting kuku
kuwang = keluar
kip ap = (mobil) pick up
mimang = timang (lagu anang dan KD timang-timang anakku sayang)
maw = hairimau
mbang = kumbang (tadinya kukam)
mowen = mobil molen (dasar anak "tukang sipil")
mimik puteh = minum air putih
mimik mo = minum susu UHT
mami nda = mami linda
mam = makan

njam = pinjam
nin = ninik
nen abun = minum asi
ndong = gendong/dondong(lagu Dondong opo salak)
ngkut = nyangkut
nteng = (mobil) hunter
owat = shollat
opot = copot
oto = foto
papa = papa (well,, to be frankly, it is his first word)
paya = kepala/pepaya
paya = fire (jauh banget ya, ini kalau Sangga sedang menirukan suara mobilan polisinya)
pong = telepon/handphone
pakde=pakde

puwang = pulang
pegi = pergi
puh = the pooh

tayimi = sarimi (korban iklan)
Taktong = (traktor)
taft = (mobil) taft
tayi = cari
tayung = sayur
teyong = telor
(mpat) tidung = tempat tidur
tete des = teteh des
tigeng = tiger
ta pi = kereta api
tau = tahu
tekdung = lagu burung kakak tua
ti = roti
tipi = Tivi atau layar komputer, atau layar kalkulator besar, atau layar Hp yang besar
wa owing = bola bowling

wah kewalahan saya, ternyata lebih dari 100, dan yang saya cantumkan di atas belum lagi mengcover semua perbendaharaan kata-kata Sangga, misalnya berhitung dari 1-10, setelah 10,, ?? gabeyas (tigabelas), lagu anak- anak hampir semua hafal, membaca doa "kawah, uma aya, mika amut" (doa sebelum tidur).

Termasuk dia sudah mulai bisa merangkai kata menjadi kalimat. Misalnya saat saya pulang kantor beberapa hari yang lalu sapaan yang saya dapat : "abun agi, papa ana ya?"(kamus diatas bisa meng-guide anda kan?) hehhehhe,,,,

,,,selamat siang pak,,,


panas,,,
turun dari sebuah angkot,,,,
tergesa-gesa mencari taxi,,,
Bunyi klakson, pengendara motor yang marah-marah,,,
sebuah pemandangan pagi yang terlalu biasa buat saya.

jika suami tercinta sedang diluar kota, atau sedang tidak bisa menunaikan tugas untuk mengantar saya ke kantor, maka adegan di atas lah yang akan saya alami setiap hari.

saya memang menggunakan Taxi di separuh jalan. Bukan karna kelebihan uang, tetapi untuk jarak yang dekat saya harus berganti angkot berkali-kali, belum lagi ditambah menyebrangi rel kereta api yang sangat padat di pagi hari dan debunya yang puihhhh berterbangan kesana kemari ,,, uffhh,,,,meskipun beda beberapa ribu lebih baik, lebih simple menggunakan taxi.



semuanya sama, ketergesaan yang sama, pagi yang sama,,,

Hanya saja pagi ini agak beda, membuat saya "agak tersenyum" di pagi yang selalu sibuk ini.

Masih seperti biasa, saya masuk kedalam taxi, duduk di kursi belakang dan berlanjut dengan adegan sapaan sopan dari pak supir taxi , hanya saja kali ini agak berbeda : " selamat siang bu" katanya

"hah?" saya kaget alih-alih menjawab dengan sopan sapaannya,

" eh,,, udah siang ya?" saya menjawab sambil tersenyum geli.

" lho iya lo bu" katanya dalam nada jawa yang kental

saya tertawa lagi

Saya jadi teringat penulis favorite saya Pak Umar Kayam, dalam buku kumpulan kolomnya berjudul mangan ora mangan kumpul. Ada adegan dimana Pak Ageng dan kabinet kitchennya Mr. Rigen memperdepatkan masalah sapaan waktu ini, diceritakan saat itu Pak Ageng sedang berada di Jakarta dan sedang menelepon Mr. Rigen yang sedang ada di DIY, asisten yang suka ngeyel ini dengan pastinya menyapa "selamat siang" padahal waktu belum menunjukkan pukul 12.00 siang. Adegan berikutnya, gaya khas pak Kayam (yang sangat ngangenin itu) diceritakan perdebatan yang lucu, segar, dan penuh pembelajaran antara Pembantu dan majikan itu.

Pagi itu eh siang itu, tidak seperti Pak Ageng dalam cerita Pak Kayam, saya tidak berdebat dengan pak supir taxi,,,,

Saya tersenyum ketika dia menyapa selamat siang lebih karena merasa "tersindir".
Berangkat kantornya kok siang amt buuuuuu ,,,, kira-kira begitu,,,

,,,dan saya memicingkan mata, karena matahari bersinar begitu teriknya,,, ah siang pak Supir (dalam hati)

Jenis kelamin versus dunia kerja

Seperti saya yang pernah saya ceritakan sebelumnya, tentang kontradiksi dunia saya. Meskipun belakangan sudah lumrah sekali perempuan yang berkecimpung di dunia sipil (bahkan banyak pekerjaan super lainnya yang dilakoni oleh wanita-wanita perkasa indonesia), namun paradigma bahwa dunia sipil terutama site construction adalah pekerjaan mayoritas lelaki tetap saja menjadi topik di tempat saya bekerja sekarang.

Saya sering merasa "dilecehkan" secara kesipilan, misalnya :

"ga usah bu, nanti capek" atau

"ibu tunggu dikantor saja, nanti kalau sudah selesai saya panggil lagi, disini panas bu, berdebu lagi"



kadang saya juga merasakan mereka (bapak-bapak pekerja disini) menahan nafas jika saya mulai memanjat-manjat, atau seolah-olah saya mendengar mereka berkomentar "tuh kan,," jika kepala saya membentur ducting atau cable tray yang bersliweran (i'm using helmet anyway)


Pekerjaan renovasi ini sebenernya susah-susah gampang, seperti "membedaki nenek-nenek peyot" kata bos saya. Tapi sesungguhnya lebih complicated, karena kita harus punya banyak akal-akalan untuk "mempertemukan" kebutuhan sekarang dan masa depan dengan keadaan yang ada sekarang.


Untuk itu saya terkadang harus tertunduk-tunduk berjalan diantara rapatnya existing HVAC ducting di technical floor, hanya untuk melihat dan memberikan keputusan apakah aman untuk memotong frame truss existing untuk membuat exhaust yang baru, serta additional support seperti apa yang harus ditambahkan disana.

another case, kemaren sore saya sedang memberikan instruksi kepada Kontraktor ME untuk menambahkan satu UPS light di existing roof slab, sebelumnya saya tentunya harus mengetahui persis kondisi lapangan, workable kah?, untuk mengetahui itu semua saya harus menaiki sebuah monkey ladder yang cukup tinggi, naik ke roof slab, kemudian mencari kebagian mana slab tsb harus di coring dan sebagainya.

maka mulailah saya menaiki tangga monyet yang cukup licin itu, ketika angin sore mulai meniup kencang wajah saya, supervisor dari kontraktor ME tadi terus saja meneriaki saya dengan keraguan penuh terhadap kemampuan saya.

"waduh, yakin ni bu?" katanya dengan dialek lokal betawi yang kental

"tinggi ni bu, saya nggak tanggung dah bu, kalo jatoh begimana?"

"mending ga usah deh bu, mana badannya gede kalo jatoh begimana bu?"

Demi teriakannya orang-orang disekitar kami jadi ikut memperhatikan saya.
Wah, saya jadi malu sekaligus ikut-ikutan meragukan kemampuan saya. Saya jadi serta merta setuju dengan supervisor itu, untuk cepat-cepat turun, diiringi teriakan lega dari sang supervisor. kekalahan di pihak saya.


saya jadi teringat masa muda saya dulu, ketika masih kuliah di jogja dulu, saya pernah bersama seorang sahabat baik saya menaiki tangga monyet yang sangat tinggggiiiiiii.....
"jangan lihat kebawah" kata sahabat saya mewanti-wanti
sebuah reservoir atau tandon air bikinin belanda untuk melayani sebuah asrama mahasiswa kalimantan (kalau tidak salah).
Dari ketinggian tersebut kami dapat melihat atap-atap bangunan jogja dan menikmati angin disore hari yang swejuk...

waktu itu saya juga diteriak-teriaki, bukan, bukan karena meragukan kemampuan saya.
Tapi justru teriakan memarahi kebandelan saya dan sahabat saya tersebut, karna seharusnya monkey ladder itu hanya untuk orang yang merawat atau membersihkan tandon air tersebut, bukan untuk bermain-main.

Well Mungkin saya yang terlalu sensitive ya,,,
atau justru malah cerminan bahwa saya memang tidak mampu dan merasa marah karena "ketahuan" dengan para lawan jenis saya?? who knows??

,,,,,halahhh,,,

aku rindu padamu,,,
pada hela nafasmu di pagi hari buta
nafasmu adalah hidupku,,,
aroma khasmu yang selalu mengisi penuh rongga jiwaku

entahlah
aku hanya begitu rindu padamu,,,,

for my husband, my life, my everything

Anakku sayang



Dulu ketika saya masih kuliah di yunipersitas di jogjakarta, saya pernah mengalami suatu kejadian yang menurut nalar saya pada waktu itu "aneh" ,,,
Ini bukan cerita hantu atau dunia lain lho, ini cuma cerita iseng yang sekarang setelah lebih dari 6 tahun berlalu baru saya pahami alasannya (lama juga ya),,,

siang itu pulang kuliah, saya dan beberapa teman akrab saya, (saya tidak terlalu ingat kami berencana akan kemana atau melakukan apa), yang pasti saat itu kami ada di sekitar daerah pogung dijembatan kecil menyebrangi selokan besar antara kampus saya ke daerah pogung.

Tersebutlah seorang teman laki-laki saya, nyentrik dan agak nyeleneh (kalau tidak bisa dibilang aneh heheheh) pakai vespa kalau kuliah, nah waktu itu kami sedang asyiknya ngobrol ngalor ngidul, lalu tiba-tiba ada sebuah mobil kijang kotak (i dont know how to call it, but i hope you understand the things i'm talking about) yang datang menuju ke arah kami berdiri. Dari jauh saya sudah melihat, ini mobil kok jalannya aneh ya? seolah ingin menyambar semua yang ada disekitarnya, supirnya seperti tidak mampu mengendalikan mobilnya.

Dan benar saja dugaan saya, ketika akan berbelok di jembatan, mobil tersebut "menyambar" jembatan dan akhirnya juga teman lelaki saya tersebut, tidak parah sih, tapi si teman saya itu sempat terjepit dan dari ekspresi wajahnya saya tau dia kesakitan juga. Kejadiannya tiba-tiba, kami semua kaget dan bertanya-tanya bisa nyetir ga sih?.
Kemudian turunlah si supir, yang ternyata seorang ibu berjilbab. Saya menaksir umurnya sekitar 40 an awal, perawakan yang kecil, dengan sorot wajah yang sangat baik-baik.

Hanya saja waktu itu, terasa aneh dimata saya karena dia tidak menampakkan rasa bersalah atau menyesali atau berusaha meminta maaf kepada teman saya itu, ketika turun dari mobil hanya tampak tubuh dan pikiran yang letih dan sempat saya mendengar dia bilang : "anak saya sakit, Ayahnya tidak dirumah, saya tidak bisa mengendarai mobil, tapi saya harus bawa dia segera ke rumah sakit,,, " hanya itu.

waktu itu saya berpikir oke anak lo sakit, tapi kan temen gue juga sakit kalii, say sorry kek,,,

tapi kini setelah tau seperti apa paniknya saat anak sakit, saya jadi mahfum juga apa yang ibu itu lakukan. Sebenarnya ini bukan berarti pembelaan terhadap "Jika anak lo sakit berarti lo dibolehkan membahayakan orang lain" slogan,,,, but i do understand how's her feeling that time,,,

Cause I even cant be calm whenever something bad happen to my Son,,,, Sangga Arsa Radin,,


cerita jadul bareng Jack(si Korban), erna, and my friends,,(i cant remember all the "attendants")

16 juni 2008




artinya sudah hampir dua tahun saya resmi menerima pinangan sigarane jiwo - belahan jiwa saya,,,,
sepertinya baru kemarin saya merasa deg-degan ketika dia menyampaikan lamarannya kepada Bapak saya....dan ternyata lusa usia perkawinan kami sudah memasuki tahun ketiga,,,

kata orang setelah tahun ketiga biasanya rumah tangga sudah jauh lebih adem-ayem-tentrem,,,,
bukannya saya mau bilang di dua tahun perkawinan kami jauh dari adem-ayem-tentrem, tapi to be frankly kami berdua memang terseok-seok menjalani rumah tangga ini, masih sering berantem-beranteman walau sebanding dengan ketawa-ketawa, masih tahap belajar lebih jauh mengenal,,,

ternyata bener lho (jeng??), saat pacaran itu berbeda dengan saat kita menikah, indahnya itu beda,,

saat pacaran dan akhirnya memutuskan untuk menikah, saya 100% yakin sudah mantap mengenal keseluruhan pribadinya. sampai sekarang pun saya yakin saya masih mengenalinya, dan tau isi hatinya, tapi posisi kami yang membuat ini berbeda. Dulu ia hanyalah sebatas seorang pacar, begitu juga saya, dia tidak akan menuntut lebih dari posisi saya tersebut, tapi kini saya adalah istri dan dia adalah suami,,, punya tanggung jawab dan komitmen bersama to work this out,,,

dulu sebagai pacar saya sudah tahu, bahwa pekerjaannya sebagai seorang jurnalis membuat dia non 8 to 5 worker, bisa tidak pulang dua hari, bisa mendadak pergi keluar kota, bisa ditugaskan 2 bulan di medan perang (hiiii,,,), saya pikir,,, so what? i'm such independent woman, and all the things he has done always make me feel so proud of him,,,,

sekarang, setelah menjadi suami saya,,,,, wah,,, berat sekali melepasnya jauh-jauh dari saya, takut dia celaka itu pasti (karena pekerjaannya juga mengandung resiko yang tidak kecil),,,, tapi lebih-lebih saya sudah tak ingin berada jauh dari sisinya. Saya ingin dia punya banyak waktu untuk saya dan bintang, masalah ini sering jadi pertengkaran kecil antara saya dan dia,,, dari sisi saya : "kerja melulu sih, buat kitanya kapan???" dari sisi dia : "kamu kan udah tau pekerjaan saya jauh-jauh hari, kok sekarang komplain?"

ya apapun itu,,, saya hari ini merasa bahagia,,,, ada bait-bait lagu yang terngiang di telinga saya,,,,

feel your breath on my shoulder,,, and I know we couldnt get any closer,,, I dont wanna act tough I've been loving you enough baby, I wanna take forever tonight, wanna stay on this moment forever, I'm gonna give you alll the love that I've got,,,cause I cant live without you

Dunia Kerja baru

Seperti yang pernah sekilas saya ceritakan, mulai pertengahan april yang lalu, saya pindah kerja, kembali ke dunia sipil yang sesungguhnya,,, kali ini kesempatan yang datang menghampiri saya adalah sebagai Project Coordinator renovasi sebuah Pabrik Obat terkemuka di Indonesia as well di dunia,,,

,,, shock saya,,, setelah sekian lama bekerja dengan benda-benda mati seperti komputer, buku, kalkulator, dealing sama text book, atau buku peraturan,,, maka, sekarang saya dihadapkan dengan kontraktor, supervisors yang membantu saya, bahkan dealing dengan tukang bangunan...
semua merupakan benda hidup. Punya rasa, punya mata, punya keinginan, yang tidak mungkin saya satukan dengan "keinginan saya" (kontrak dokumen sebagai acuan saya tentunya).

well it's not easy things at all,,, but kind of challenging me,,, hanya saja, kadang-kadang saya geli sendiri dalam hati membayangkan kontradiksi dalam dunia saya,,,,

Saat dirumah saya adalah Ibu dari bintang kesayangan saya, yang membutuhkan sisi keibuan (hiks) saya, yang selalu diharapkan datang dengan kelembutan hati, pelukan yang nyaman, dan kasih sayang yang berlimpah untuk bintang,,,,

saya tidak bisa membayangkan jika style ini yang saya pasang saat menghadapi kontraktor yang bandel, atau supervisor yang sleepy saat saya bekerja, ataupun owner yang kadang juga tidak tepat dalam memposisikan diri dalam chart organization di Project ini....wah,,, bisa-bisa semua bermanja-manja sama saya mungkin ya,,,???

jadi mungkin para tukang atau mandor akan heran bin bingung jika melihat saya yang kadang tersenyum sendiri ketika melewati hanya sebatang balok untuk menyebrangi lantai kerja dengan ketinggian satu lantai ke atas, atau harus memanjat scafolding, mandorin supervisor saya, atau "pekerjaan keras" lainnya. bukan apa-apa,,, saya hanya membayangkan wajah suami saya tercinta,,,, turun tangga saja otomatis tangan saya akan dipeganginya,,, atau saat matahari terik tentu saja dia akan rela memayungi saya, sehingga saya tak perlu kepanasan.... bagaimana ya reaksi wajahnya jika melihat semua pekerjaan saya sekarang ya,,,,mungkin dia tidak akan percaya saya adalah orang yang dinikahinya hampir 2 tahun yang lalu. hehhehe

hanya pernah suatu pagi waktu mengantar saya, kami bertemu dengan para tukang di gate depan,,, suami saya tanya : "kamu nanti ngatur-ngatur orang-orang ini ya Yang?" hehhehhe saya cuma tersenyum saja,,,, entah picture apa yang bisa dibayangkan olehnya tentang "ngatur-ngatur orang ini ",,,,
Undangan (Dikutip dari Jean Houston A Passion for Possible, oleh Danah Zohar dan Ian Marshall)

Aku tak tertarik apa mata pencarianmu.
Aku ingin tahu apa yang kaudambakan,
dan kau berani mengimpikan bertemu dengan pujaan hatimu.

Aku tak tertarik berapa usiamu.
Aku ingin tahu apakah kau mau mengambil resiko demi cita- cita, demi petualangan hidup sepenuhnya.

Aku tak tertarik planet apa yang menempati bulanmu.
Aku ingin tahu apakah kau telah menyentuh pusat dukamu sendiri,
jika kau telah dibukakan oleh pengkhianatan hidup atau telah menjadi layu dan tertutup karena takut disakiti lagi!
Aku ingin tahu apakah kau bisa duduk bersama rasa sakit, sakitku atau sakitmu, tanpa mencoba menyembunyikannya, atau memudarkannya atau memperbaikinya.
Aku ingin tahu apakah kau bisa berada bersama sukacita, sukaku atau sukamu;

jika kau bisa menari dengan alam liar dan membiarkan keriangan mengisimu hingga ujung jemari kaki dan tanganmu tanpa mengingatkan kita untuk berhati-hati, bersikap realistis, atau mengingat keterbatasan manusia.

Aku tak tertarik apakah cerita yang kau kisahkan itu benar.
Aku ingin tahu apakah kau bisa mengecewakan orang lain agar jujur pada dirimu;
jika kau dapat menanggung tuduhan pengkhianatan dan tidak mengkhianati jiwamu sendiri.

Aku ingin tahu apakah kau bisa setia dan karenanya dapat dipercaya.
Aku ingin tahu apakah kau dapat melihat keindahan meskipun tidak setiap hari itu elok, dan jika kau dapat menyumberkan hidupmu dari kehadiran Tuhan.

Aku ingin tahu apakah kau bisa hidup dengan kegagalan, gagalmu dan gagalku, dan tetap berdiri pada sisi danau dan berteriak kepada bulan keperakan, "Ya!"

Aku tak tertarik pada tempat tinggalmu atau seberapa banyak uang yang kaumiliki.
Aku ingin tahu apakah kau bisa bangkit setelah semalam berduka dan merana, lelah, babak belur, dan melakukan apa yang perlu dilakukan demi anak-anak.

Aku tak tertarik siapa dirimu, atau bagaimana kau tiba di sini.
Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri di tengah api bersmaku dan tidak mundur teratur.

Aku tidak tertarik di mana atau apa atau dengan siapa kau belajar.
Aku ingin tahu apakah kau bisa sendirian bersma dirimu; dan apakah kau benar-benar menyukai temanmu di saat-saat hampa.

Akhirnya,,,,

betul,,,,
karena ditahun 2008 rasa-rasanya "keinginan" ini yang sangat saya impi-impikan,,,
jadi ketika di akhir maret ini terkabul,,, rasanya benar-benar lega,,,,

akhirnya,,,, saya menemukan tempat yang mau menampung saya,,, dan disana saya kembali ke komunitas saya sesungguhnya,,, menjadi Civil Engineer,,

I cant tell you exactly what i feel,,, I'm happy of course but the other side
I feel something "unfinished" here,,, but I have no autorithy to complete it,,,

kesimpulan yang saya ambil sementara,,, untuk merubah sistem, menggugat yang tidak adil,,, you have to have power,,,,kalau tidak,,, selamat menikmati sakit hati,,,,,(i hate it alot)

here it is,,, his fave menu!!!

Meski berat badan Bintang tidak fantastis,,,, but he loves to eat,,,, and I love to cook food for him,,,,
Bintang kesayanganku umurnya hampir satu tahun,,,, nanti tanggal 4 april. Sejak usia 6 bulan dia mulai makan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang semuanya aku bikin homemade, oia Bintangku asli ASI Exclusive selama 6 bulan, kenapa 6 bulan? karena menurut penelitian WHO juga para dokter bahwa lambung bayi baru siap untuk mengenal makanan setelah berumur 6 bulan.
Kemaren saya mencoba memasak macaroni kukus untuk Bintang,,,, Goshh,, He love it alot,,,,sampai-sampai nafsu makannya membuat saya ketakutan sendiri (secara banyak banget gitu lho,,,)
Berawal dari usaha saya merayu bintang makan macaroninya. Tapi tampaknya belum pernah berhasil. Seorang teman memang sudah berkali-kali menganjurkan saya untuk membuat macaroni panggang, dasar saya saja yang tidak percaya diri. Selama ini macaroni hanya saya jadikan campuran dalam sop (baik ikan, ayam, ataupun daging merah), tapi Bintang biasa-biasa saja, tidak terlalu menunjukkan selera makan seperti ketika saya menyajikan macaroni kukus kemaren.

Sweetheart, you made me as a luckiest mommy in the world for having you, sweet, smart, and cute baby,,,,,

Begini cara membuat macaroni kesukaan Bintang ,,,

Bahan-bahan :
macaroni (yang tidak berbahan dasar telur-menjaga-jaga agar tidak menimbulkan reaksi alergi pada Bintang)
Daging Has dalam
Seledri diiris halus
Bawang Bombay dicincang kasar
keju plain
telur kuningnya saja 2 butir
merica (sedikiiitttttt saja)
bawang putih
sedikit margarine plain
Jumlah bahan-bahannya pake feeling saja ya,,, saya pake ukuran tangan saya sih,,,, Jumlah paling pas untuk Bintang saya

Cara membuatnya
cuci bersih semua bahan dibawah air mengalir
rebus macaroni hingga benar-benar matang (jadi giginya yang hanya ada 6 sanggup melumatnya,, heheh)
cincang daging sebelum di blender agar benar-benar halus
blender daging yang sudah dicincang kasar dengan irisan bawang putih, pisahkan
kuning telur dicampur keju dan merica dan margaine plain(remember no salt and sugar allow to be added for your child, not good for their heart)di blender hingga agak mengembang dan menjadi sausnya, sebenarnya ada tambahan susu nya, tapi saya tidak punya stock susu formula, dan susu UHT belum bisa dikonsumsi bintang hingga dia mencapai usia 1 tahun,
siapkan kukusan
susun macaroni di wadah aluminium, kemudian daging cincang, bawang bombay dan seledri, tuangkan perlahan-lahan saus telurnya, biarkan sausnya memasuki susunan macaroni dan bahan lainnya
kukus hingga matang

melihat reaksi bintang bikin saya jadi tambah semangat mencoba resep-resep lainnya,,,yuuukkk jengg,,

Pasal 34 UUD 45,,,,,,,,

Pasal 34 UUD 45
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. ****)
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. ****)http://map-bms.wikipedia.org/wiki/UUD_45

****************
Kalau saya sedang capek, atau sedang hujan, atau karena meeting yang super lama dengan si bos hingga menyebabkan saya pulang telat, maka biasanya saya menggunakan jasa taksi untuk membawa tubuh lelah saya pulang ke rumah. Pulang cepat ke keceriaan bintang saya.

Sebenarnya nikmat sekali rasanya membanting diri dikursi belakang, melepas high heels sambil sekali-kali terpejam, menikmati hujan, atau sekedar melepas lelah setelah penat dengan pekerjaan di kantor. Tapi kenikmatan ini sering kali “terganggu” dengan adanya para (maaf) pengemis, terutama yang membawa bayi atau balita ,,,,
Langsung saja mood saya terbalik, ketenangan saya terusik, hati saya langsung sakitt,,,, sekali rasanya (kalau pakai bahasa JK Rowling,,, hati saya rasanya mencelos jatuh ke perut)
Saya benar-benar tidak tega melihat bayi tak berdaya, direnggut haknya untuk mendapatkan udara segar, mendapatkan kenyamanan tempat tidur, kehangatan selimut, instead of berjibaku dengan polusi, panas, dan gerah, dan (seperti kita tahu) ketidaknyamanan udara Jakarta. Hati saya sebagai seorang manusia, apalagi Ibu dari bintang rasanya benar-benar menangis

ingin saya menggendongnya, atau mendekapnya dalam pelukan saya, membiarkan ia tertidur, mendapatkan haknya selayaknya yang ia dapatkan.

Sejujurnya saya bingung apa yang harus saya lakukan terhadap orang-orang ini. Pernah di suatu periode saya selalu menyisihkan recehan saya untuk mereka, atau memberikan mereka makanan kecil (ketika bintang masih dalam kandungan, saya biasanya membawa cemilan biscuit dalam ukuran kecil tapi kebiasaan tersebut tidak lagi saya lakukan sekarang mengingat berat badan saya yang sangat mengkhawatirkan ini heheh).
Saya pikir dengan jalan ini dapat mengurangi sesak yang saya rasakan setiap kali melihat anak-anak tersebut,,,,
Sampai suatu hari ketika saya sedang “tamasya blogging” ada sebuah tulisan yang sangat menginspirasi saya, kurang lebih isinya berpendapat cara yang kita lakukan itu adalah cara yang salah, wrong treatment,,, karna selama masih ada orang yang memberikan mereka recehan mereka akan "bertahan", menggunakan anak-anak tak berdaya itu untuk “memanfaatkan” orang-orang (bodoh) seperti saya. Jadi jika kita stop dari mulai sekarang maka mudah-mudahan mereka mulai berhenti menggunakan cara-cara seperti ini. Lagi pula (lanjut tulisan tersebut) kalau kita berniat untuk zakat gunakan jalur yang benar,, badan amil zakat misalnya,,,(sekarang ada program Unicef - PBB untuk anak Indonesia juga) tidak cukup dengan recehan kita,,,,,
Nah semenjak saat itu,,,, setiap mereka dekati, saya langsung kasih tampang ”tidak setuju saya”, it did work,,,, they leave me alone,,,,
Tinggalah saya sendiri menangisi mereka dalam hati,,,,, lalu apa maksudnya PASAL 34 UUD 45 yang saya kutip di atas ya???? Somebody tell me,,,,,

Manager Versus Assistant,,,,????

Belakangan ini hubungan saya dengan si Bos (sebut saja begitu ya,,,) agak memburuk,,,, dan kemungkinan akan semakin memburuk jika dilihat dari perkembangan komunikasi kami yang semakin hari semakin parah. Saya merasa tahap ini adalah tahap deadlock dalam hubungan antara saya dengan siapapun atau apapun, bagaimana bisa kami memperbaiki suatu kondisi yang tidak nyaman ini jika komunikasi saja sudah gagal dilakukan.
Terus terang saya gerah sama kondisi ini, tapi apa mau dikata saya belum menemukan tempat lain untuk menampung saya, memberikan upah yang sesuai dengan kinerja saya (ok,, ok,,, this is absolutely not a good way to solve the problem this just my shortcut way hehhehe)

Sebenarnya yang akan saya bicarakan bukanlah tentang hubungan saya dengan si bos, melainkan hubungan professional saya sebagai “manager “ rumah tangga dengan si mbak “asisten” saya di rumah..
Sungguh, apa yang terjadi pada saya di kantor menjadi cermin buat saya dalam menjalankan profesi saya tersebut.
Sebagai gambaran, tugas rutin asisten saya ini adalah mencuci dan menyetrika baju, membantu ibu saya untuk menyiapkan makanan untuk keluarga (khusus untuk Bintang saya yang handle), membuatkan sarapan pagi, menyapu dan mengepel lantai,membuang sampah, serta main bersama bintang (damn, banyak banget ya,,,harusnya si mbak gajinya lebih dari yang sekarang dia peroleh, bayangkan jika semua itu harus saya yang turun tangan, bisa semaput saya,,,)
Dengan “absolute power” yang saya punya, tentu saja saya bisa dalam sekejap merubah kebijakan saya, misalnya jika saya perlu dia untuk membantu menyiapkan sarapan mie ayam, maka jadwal mencucinya(yang saya jadwalkan di pagi hari) harus mundur dari biasanya, sehingga kemungkinan cucian tidak kering hari itu dan beban setrika menumpuk di esok harinya. Merubah rencana saya hari ini, yang tadinya hanya leyeh-leyeh dirumah berubah jadi window shopping ke pusat perbelanjaan, ataupun mengenai peraturan yang ditegakkan di rumah, memintanya bekerja lembur jika saya harus keluar kota (biasanya si mbak selesai tugas jam 18.00, dan bisa menggunakan waktunya untuk melakukan apa saja yang disukainya, biasanya sih dengan bertelepon ria dengan teman-temannya).
Menyadari hal ini, saya jadi tercenung dan berpikir, lalu apa bedanya saya dengan si bos?? Semua hal yang saya tuliskan di atas adalah semua hal yang saya benci (baca: tidak sukai) dari si Bos, kebijakan yang selalu berubah-ubah dan ditegakkan sesuai “kebutuhan sang Bos”, sering lembur mendadak, mengubah rencana meeting dengan client untuk rapat internal –yang kurang lebih sama setiap minggunya-,,,sehinga terkesan cerewet,,,dan semua itu dilakukan dengan “kesadaran penuh terhadap Powernya”
Nah, mirip kan dengan apa yang saya lakukan? Lalu saya mendadak jadi miris teringat si mbak yang baik hati ini, apa ya yang dia rasakan selama menjadi asisten saya, menderitakah dia? Atau marah juga kah dia pada saya seperti saya marah pada si bos? Walaupun sebenarnya saya beranggapan saya lebih baik dari sang bos (hehehe), at least saya selalu minta maaf saat saya mendadak harus merubah rencana saya yang akan mengganggu kerja si mbak, atau sms yang saya kirimkan untuk minta bantuannya menyiapkan air panas untuk mandi saya jika pulang dari luar kota, juga selalu di awali dengan kata tolong, please atau maap ya mba, dan selalu diakhiri dengan terimakasih ya mbak,,,
Tapi itu semua kan bukan berarti pembenaran terhadap perilaku saya sebagai “atasannya” si mbak, tidak cukup! tetap saja itu termasuk kategori perlakuan yang buruk.
Jadi mulai sekarang saya sudah bertekad untuk merubah semua hal buruk yang saya punya termasuk dalam hubungan saya dengan si mbak assisten saya yang baik hati itu, saya ingin membiarkan dia melakukan banyak hal, berbahagia tinggal bersama saya, merasa saya menjadi bagian keluarganya juga, seperti saya juga menganggapnya, dan tentu saja sayang sama Bintang kami.
Oia saya juga jadi berpikir kenapa ya saya begitu marah pada si bos?kalau ternyata saya juga melakukan hal yang “sama”. Mungkin saya marah karena merasa terpinggirkan dengan power yang dimiliki bos, saya merasa tidak diberi cukup ruang untuk menuangkan ide saya, memberi masukan, berdiskusi dengannya instead of listening what he said,,,, entahlah, tapi tolong doakan saya segera dapat mengatasi masalah ini (baca: pindah kerja,,,hehehh)

15 February 2008,,,,

Yang tersayang,,,,,,14 Februari 2008
Tulisnya di kartu mungil menemani syal berbahan wol yang warna abu-abu hitam, yang kini melingkar hangat di leher saya.
Sebuah hadiah yang fungsional dimusim hujan begini, benar-benar menghangatkan didalam ruang kantor full AC begini. Belakangan memang Jakarta terus-terusan diguyur hujan seharian (termasuk Sakti nih banjir belum melanda sluruh daratan Jakarta, meski dengar-dengar, dibeberapa lokasi sudah mulai kebanjiran)
Entah karena syal ini benar-benar berfungsi atau tubuh saya yang ikut menghangat karena rambatan kehangatan yang saya rasakan penuh dari hati saya. Mungkin keduanya, tapi tetap saja saya menyukai kado kecil darinya ini .
Mungkin kami bukan pasangan romantis, begitu yang saya rasakan. Saya sendiri sih merasa sebagai penyuka hal-hal romantis atau lebih tepatnya lebih suka „diromantisin“ oleh pasangan ,-tapi tentu saja yang tidak berlebihan -, dan termasuk yang malas memulai romantisan (curangnya), sedang Dia cenderung to the point dan blak-blakan, apa adanya, dan jarang berbohong untuk menyenangkan hati perempuan (maunya saya hehehhe).
Dalam rangka hari valentine lah kami saling bertukar kado, sebenarnya kami juga bukan penganut "the Pink Celebration" ini, hanya sekedar untuk „lucu-lucuan“ saja.
Dan lagi memang tidak dirayakan, kadonya pun datang 1 hari setelah valentine. Sempat merasa gondok sih, setelah pagi hari merencanakan untuk menghabiskan malam bersama dengan bintang kesayangan kami, tau-tau disore hari saat saya menelepon untuk say hello, dia bilang akan menginap di kantor karna deadline. Kecewa sih iya,,,, tapi ya sudahlah,,,, lama-lama hati saya juga sudah bisa berdamai dengan kondisi tenggat waktu seperti ini, toh saya masih bisa bergembira dengan bintang kesayangan kami, lagi pula kado dadakan yang saya belikan untuknya dan bintang kami juga belum sempat saya bungkus.
Saya cepat saja tertidur setelah asyik bermain dengan bintang kesayangan saya, capek mungkin.Terbangun dipagi hari karena rengekan bintang yang mulai mengajak saya untuk bermain lagi, anak manis yang selalu membuat saya jatuh hati padanya.
Tiba-tiba saya dikagetkan dengan sapaannya di pagi yang basah ini, sudah pulang?? Batin saya, Jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi, jakarta hujan, basah dan super dingin. „menggigil nih bun“ katanya, saya masih melongo dan serta merta pikiran saya mulai disibukkan dengan bagaimana cara membungkus kado super kilat yang semalam masih belum juga saya kerjakan. Dia hanya tertawa ketika tau saya belum membungkus kado untuknya, dan langsung sibuk dengan pelukan dan jeritan bintang kami yang kangen padanya (saya juga sebenarnya), dan ingin cepat-cepat bermain. Semenit kemudian saya sudah mengunci diri di kamar dan mulai sibuk membungkus 4 kado ( iya empat), satu untuknya (sebuah kado yang menurut saya dia butuhkan), dua untuk bintang saya, dan satu untuk ibu saya yang juga ada di rumah. Bisa dibayangkan kado itu dibungkus seadanya, hanya kotak yang ditutupi kertas berwarna-warni, tidak ada variasi, tidak ada pita, dan parahnya tidak ada kartu Ucapan !!!!! damn it, i forget bout it. Betapa buruknya habbit menunda-nunda pekerjaan seperti ini.sekarang saya terpaksa memberikan kado ini tanpa kartu (saya yang ngakunya romantis ini), menyesal sebenarnya, tapi ya sudahlah, he will understand,,,(cuih murahan banget alasan saya)
sebelum keluar kamar sebenarnya saya sudah merasa minder duluan, pasti kadonya lebih well prepared deh, meski dibeli di hari yang sama. Berdasarkan pengalaman saya tahun lalu -„dalam ritual yang sama-, sementara kado saya hanya dimasukkan dalam paper bag corak batik (yang disukainya) dan dijepret pret dengan hecter, kado darinya dibungkus dengan sangat cantik, kertas tebal berwarna gold agak bertexture garis vertikal yang dibentuk mirip dompet dan diberi pita di ujung atasnya. saya tau kado itu memang bukan hasil karya dia, pastilah jasa pembungkusan kado, tapi setidaknya dia ingin sesuatu yang cantik dan well prepared untuk saya, sayangnya sang pembungkus kado terlalu jujur dalam membungkusnya, karena seperti bungkusnya kado itu tepat berisi dompet, piere cardin hitam, agak panjang dan simpel, dompet yang "sangat saya" so simple and classic, tidak terlalu banyak kantong dan tipis, i love it alot,,,,di kartunya tertulis,, kau jantung dan hatiku,,(yang sampai kini pun masih saya simpan di dalam dompetnya)
oke kembali ke masalah kado pagi ini, saya membawa 4 kado saya didalam plastik, setengah malu dan tidak pede juga saya. Akan kah dia menyukai kado saya? Deng deng,,, bintang kami yang terlihat sangat antusias, sibuk dengan tumpukan kado yang jumlahnya menjadi 6 kado itu, sekilas saya lirik kado berukuran relatif kecil, bujur sangkar sekitar 10x10x5 cm3, warna dasar biru muda dan bertabur gambar hati pink dan sebuah kado lain yang lebih kecil lagi bentuknya bermotif boneka-boneka lucu khas anak-anak, sudah pasti yang ini ditujukan untuk bintang kami, jadi untuk saya yang biru itu,,, lalu bintang mulai merobek (dibantu dengan kami tentunya, tangan kecilnya belum terkoordinasi dengan baik) kado-kadonya, semua berteriak lucu saat kado untuk bintang dari saya dibuka, sebuah sweater warna coklat kehitaman berlogo Harley davidson berukuran bayi yang sangat imut serta topi rajutan merah dari sang daddy yang tampak oke dipakai bintang.
Lalu untuk saya, kadonya saya buka dan isinya, seperti yang saya bilang tadi,,, sebuah syal,,,, dikartu tertulis ,,,,untuk yang tersayang,
thanks ya,,, my hubby,,, you dont know, hows that simple words lift up my days,,,