Akhirnya,,,,

betul,,,,
karena ditahun 2008 rasa-rasanya "keinginan" ini yang sangat saya impi-impikan,,,
jadi ketika di akhir maret ini terkabul,,, rasanya benar-benar lega,,,,

akhirnya,,,, saya menemukan tempat yang mau menampung saya,,, dan disana saya kembali ke komunitas saya sesungguhnya,,, menjadi Civil Engineer,,

I cant tell you exactly what i feel,,, I'm happy of course but the other side
I feel something "unfinished" here,,, but I have no autorithy to complete it,,,

kesimpulan yang saya ambil sementara,,, untuk merubah sistem, menggugat yang tidak adil,,, you have to have power,,,,kalau tidak,,, selamat menikmati sakit hati,,,,,(i hate it alot)

here it is,,, his fave menu!!!

Meski berat badan Bintang tidak fantastis,,,, but he loves to eat,,,, and I love to cook food for him,,,,
Bintang kesayanganku umurnya hampir satu tahun,,,, nanti tanggal 4 april. Sejak usia 6 bulan dia mulai makan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang semuanya aku bikin homemade, oia Bintangku asli ASI Exclusive selama 6 bulan, kenapa 6 bulan? karena menurut penelitian WHO juga para dokter bahwa lambung bayi baru siap untuk mengenal makanan setelah berumur 6 bulan.
Kemaren saya mencoba memasak macaroni kukus untuk Bintang,,,, Goshh,, He love it alot,,,,sampai-sampai nafsu makannya membuat saya ketakutan sendiri (secara banyak banget gitu lho,,,)
Berawal dari usaha saya merayu bintang makan macaroninya. Tapi tampaknya belum pernah berhasil. Seorang teman memang sudah berkali-kali menganjurkan saya untuk membuat macaroni panggang, dasar saya saja yang tidak percaya diri. Selama ini macaroni hanya saya jadikan campuran dalam sop (baik ikan, ayam, ataupun daging merah), tapi Bintang biasa-biasa saja, tidak terlalu menunjukkan selera makan seperti ketika saya menyajikan macaroni kukus kemaren.

Sweetheart, you made me as a luckiest mommy in the world for having you, sweet, smart, and cute baby,,,,,

Begini cara membuat macaroni kesukaan Bintang ,,,

Bahan-bahan :
macaroni (yang tidak berbahan dasar telur-menjaga-jaga agar tidak menimbulkan reaksi alergi pada Bintang)
Daging Has dalam
Seledri diiris halus
Bawang Bombay dicincang kasar
keju plain
telur kuningnya saja 2 butir
merica (sedikiiitttttt saja)
bawang putih
sedikit margarine plain
Jumlah bahan-bahannya pake feeling saja ya,,, saya pake ukuran tangan saya sih,,,, Jumlah paling pas untuk Bintang saya

Cara membuatnya
cuci bersih semua bahan dibawah air mengalir
rebus macaroni hingga benar-benar matang (jadi giginya yang hanya ada 6 sanggup melumatnya,, heheh)
cincang daging sebelum di blender agar benar-benar halus
blender daging yang sudah dicincang kasar dengan irisan bawang putih, pisahkan
kuning telur dicampur keju dan merica dan margaine plain(remember no salt and sugar allow to be added for your child, not good for their heart)di blender hingga agak mengembang dan menjadi sausnya, sebenarnya ada tambahan susu nya, tapi saya tidak punya stock susu formula, dan susu UHT belum bisa dikonsumsi bintang hingga dia mencapai usia 1 tahun,
siapkan kukusan
susun macaroni di wadah aluminium, kemudian daging cincang, bawang bombay dan seledri, tuangkan perlahan-lahan saus telurnya, biarkan sausnya memasuki susunan macaroni dan bahan lainnya
kukus hingga matang

melihat reaksi bintang bikin saya jadi tambah semangat mencoba resep-resep lainnya,,,yuuukkk jengg,,

Pasal 34 UUD 45,,,,,,,,

Pasal 34 UUD 45
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. ****)
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. ****)http://map-bms.wikipedia.org/wiki/UUD_45

****************
Kalau saya sedang capek, atau sedang hujan, atau karena meeting yang super lama dengan si bos hingga menyebabkan saya pulang telat, maka biasanya saya menggunakan jasa taksi untuk membawa tubuh lelah saya pulang ke rumah. Pulang cepat ke keceriaan bintang saya.

Sebenarnya nikmat sekali rasanya membanting diri dikursi belakang, melepas high heels sambil sekali-kali terpejam, menikmati hujan, atau sekedar melepas lelah setelah penat dengan pekerjaan di kantor. Tapi kenikmatan ini sering kali “terganggu” dengan adanya para (maaf) pengemis, terutama yang membawa bayi atau balita ,,,,
Langsung saja mood saya terbalik, ketenangan saya terusik, hati saya langsung sakitt,,,, sekali rasanya (kalau pakai bahasa JK Rowling,,, hati saya rasanya mencelos jatuh ke perut)
Saya benar-benar tidak tega melihat bayi tak berdaya, direnggut haknya untuk mendapatkan udara segar, mendapatkan kenyamanan tempat tidur, kehangatan selimut, instead of berjibaku dengan polusi, panas, dan gerah, dan (seperti kita tahu) ketidaknyamanan udara Jakarta. Hati saya sebagai seorang manusia, apalagi Ibu dari bintang rasanya benar-benar menangis

ingin saya menggendongnya, atau mendekapnya dalam pelukan saya, membiarkan ia tertidur, mendapatkan haknya selayaknya yang ia dapatkan.

Sejujurnya saya bingung apa yang harus saya lakukan terhadap orang-orang ini. Pernah di suatu periode saya selalu menyisihkan recehan saya untuk mereka, atau memberikan mereka makanan kecil (ketika bintang masih dalam kandungan, saya biasanya membawa cemilan biscuit dalam ukuran kecil tapi kebiasaan tersebut tidak lagi saya lakukan sekarang mengingat berat badan saya yang sangat mengkhawatirkan ini heheh).
Saya pikir dengan jalan ini dapat mengurangi sesak yang saya rasakan setiap kali melihat anak-anak tersebut,,,,
Sampai suatu hari ketika saya sedang “tamasya blogging” ada sebuah tulisan yang sangat menginspirasi saya, kurang lebih isinya berpendapat cara yang kita lakukan itu adalah cara yang salah, wrong treatment,,, karna selama masih ada orang yang memberikan mereka recehan mereka akan "bertahan", menggunakan anak-anak tak berdaya itu untuk “memanfaatkan” orang-orang (bodoh) seperti saya. Jadi jika kita stop dari mulai sekarang maka mudah-mudahan mereka mulai berhenti menggunakan cara-cara seperti ini. Lagi pula (lanjut tulisan tersebut) kalau kita berniat untuk zakat gunakan jalur yang benar,, badan amil zakat misalnya,,,(sekarang ada program Unicef - PBB untuk anak Indonesia juga) tidak cukup dengan recehan kita,,,,,
Nah semenjak saat itu,,,, setiap mereka dekati, saya langsung kasih tampang ”tidak setuju saya”, it did work,,,, they leave me alone,,,,
Tinggalah saya sendiri menangisi mereka dalam hati,,,,, lalu apa maksudnya PASAL 34 UUD 45 yang saya kutip di atas ya???? Somebody tell me,,,,,

Manager Versus Assistant,,,,????

Belakangan ini hubungan saya dengan si Bos (sebut saja begitu ya,,,) agak memburuk,,,, dan kemungkinan akan semakin memburuk jika dilihat dari perkembangan komunikasi kami yang semakin hari semakin parah. Saya merasa tahap ini adalah tahap deadlock dalam hubungan antara saya dengan siapapun atau apapun, bagaimana bisa kami memperbaiki suatu kondisi yang tidak nyaman ini jika komunikasi saja sudah gagal dilakukan.
Terus terang saya gerah sama kondisi ini, tapi apa mau dikata saya belum menemukan tempat lain untuk menampung saya, memberikan upah yang sesuai dengan kinerja saya (ok,, ok,,, this is absolutely not a good way to solve the problem this just my shortcut way hehhehe)

Sebenarnya yang akan saya bicarakan bukanlah tentang hubungan saya dengan si bos, melainkan hubungan professional saya sebagai “manager “ rumah tangga dengan si mbak “asisten” saya di rumah..
Sungguh, apa yang terjadi pada saya di kantor menjadi cermin buat saya dalam menjalankan profesi saya tersebut.
Sebagai gambaran, tugas rutin asisten saya ini adalah mencuci dan menyetrika baju, membantu ibu saya untuk menyiapkan makanan untuk keluarga (khusus untuk Bintang saya yang handle), membuatkan sarapan pagi, menyapu dan mengepel lantai,membuang sampah, serta main bersama bintang (damn, banyak banget ya,,,harusnya si mbak gajinya lebih dari yang sekarang dia peroleh, bayangkan jika semua itu harus saya yang turun tangan, bisa semaput saya,,,)
Dengan “absolute power” yang saya punya, tentu saja saya bisa dalam sekejap merubah kebijakan saya, misalnya jika saya perlu dia untuk membantu menyiapkan sarapan mie ayam, maka jadwal mencucinya(yang saya jadwalkan di pagi hari) harus mundur dari biasanya, sehingga kemungkinan cucian tidak kering hari itu dan beban setrika menumpuk di esok harinya. Merubah rencana saya hari ini, yang tadinya hanya leyeh-leyeh dirumah berubah jadi window shopping ke pusat perbelanjaan, ataupun mengenai peraturan yang ditegakkan di rumah, memintanya bekerja lembur jika saya harus keluar kota (biasanya si mbak selesai tugas jam 18.00, dan bisa menggunakan waktunya untuk melakukan apa saja yang disukainya, biasanya sih dengan bertelepon ria dengan teman-temannya).
Menyadari hal ini, saya jadi tercenung dan berpikir, lalu apa bedanya saya dengan si bos?? Semua hal yang saya tuliskan di atas adalah semua hal yang saya benci (baca: tidak sukai) dari si Bos, kebijakan yang selalu berubah-ubah dan ditegakkan sesuai “kebutuhan sang Bos”, sering lembur mendadak, mengubah rencana meeting dengan client untuk rapat internal –yang kurang lebih sama setiap minggunya-,,,sehinga terkesan cerewet,,,dan semua itu dilakukan dengan “kesadaran penuh terhadap Powernya”
Nah, mirip kan dengan apa yang saya lakukan? Lalu saya mendadak jadi miris teringat si mbak yang baik hati ini, apa ya yang dia rasakan selama menjadi asisten saya, menderitakah dia? Atau marah juga kah dia pada saya seperti saya marah pada si bos? Walaupun sebenarnya saya beranggapan saya lebih baik dari sang bos (hehehe), at least saya selalu minta maaf saat saya mendadak harus merubah rencana saya yang akan mengganggu kerja si mbak, atau sms yang saya kirimkan untuk minta bantuannya menyiapkan air panas untuk mandi saya jika pulang dari luar kota, juga selalu di awali dengan kata tolong, please atau maap ya mba, dan selalu diakhiri dengan terimakasih ya mbak,,,
Tapi itu semua kan bukan berarti pembenaran terhadap perilaku saya sebagai “atasannya” si mbak, tidak cukup! tetap saja itu termasuk kategori perlakuan yang buruk.
Jadi mulai sekarang saya sudah bertekad untuk merubah semua hal buruk yang saya punya termasuk dalam hubungan saya dengan si mbak assisten saya yang baik hati itu, saya ingin membiarkan dia melakukan banyak hal, berbahagia tinggal bersama saya, merasa saya menjadi bagian keluarganya juga, seperti saya juga menganggapnya, dan tentu saja sayang sama Bintang kami.
Oia saya juga jadi berpikir kenapa ya saya begitu marah pada si bos?kalau ternyata saya juga melakukan hal yang “sama”. Mungkin saya marah karena merasa terpinggirkan dengan power yang dimiliki bos, saya merasa tidak diberi cukup ruang untuk menuangkan ide saya, memberi masukan, berdiskusi dengannya instead of listening what he said,,,, entahlah, tapi tolong doakan saya segera dapat mengatasi masalah ini (baca: pindah kerja,,,hehehh)

15 February 2008,,,,

Yang tersayang,,,,,,14 Februari 2008
Tulisnya di kartu mungil menemani syal berbahan wol yang warna abu-abu hitam, yang kini melingkar hangat di leher saya.
Sebuah hadiah yang fungsional dimusim hujan begini, benar-benar menghangatkan didalam ruang kantor full AC begini. Belakangan memang Jakarta terus-terusan diguyur hujan seharian (termasuk Sakti nih banjir belum melanda sluruh daratan Jakarta, meski dengar-dengar, dibeberapa lokasi sudah mulai kebanjiran)
Entah karena syal ini benar-benar berfungsi atau tubuh saya yang ikut menghangat karena rambatan kehangatan yang saya rasakan penuh dari hati saya. Mungkin keduanya, tapi tetap saja saya menyukai kado kecil darinya ini .
Mungkin kami bukan pasangan romantis, begitu yang saya rasakan. Saya sendiri sih merasa sebagai penyuka hal-hal romantis atau lebih tepatnya lebih suka „diromantisin“ oleh pasangan ,-tapi tentu saja yang tidak berlebihan -, dan termasuk yang malas memulai romantisan (curangnya), sedang Dia cenderung to the point dan blak-blakan, apa adanya, dan jarang berbohong untuk menyenangkan hati perempuan (maunya saya hehehhe).
Dalam rangka hari valentine lah kami saling bertukar kado, sebenarnya kami juga bukan penganut "the Pink Celebration" ini, hanya sekedar untuk „lucu-lucuan“ saja.
Dan lagi memang tidak dirayakan, kadonya pun datang 1 hari setelah valentine. Sempat merasa gondok sih, setelah pagi hari merencanakan untuk menghabiskan malam bersama dengan bintang kesayangan kami, tau-tau disore hari saat saya menelepon untuk say hello, dia bilang akan menginap di kantor karna deadline. Kecewa sih iya,,,, tapi ya sudahlah,,,, lama-lama hati saya juga sudah bisa berdamai dengan kondisi tenggat waktu seperti ini, toh saya masih bisa bergembira dengan bintang kesayangan kami, lagi pula kado dadakan yang saya belikan untuknya dan bintang kami juga belum sempat saya bungkus.
Saya cepat saja tertidur setelah asyik bermain dengan bintang kesayangan saya, capek mungkin.Terbangun dipagi hari karena rengekan bintang yang mulai mengajak saya untuk bermain lagi, anak manis yang selalu membuat saya jatuh hati padanya.
Tiba-tiba saya dikagetkan dengan sapaannya di pagi yang basah ini, sudah pulang?? Batin saya, Jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi, jakarta hujan, basah dan super dingin. „menggigil nih bun“ katanya, saya masih melongo dan serta merta pikiran saya mulai disibukkan dengan bagaimana cara membungkus kado super kilat yang semalam masih belum juga saya kerjakan. Dia hanya tertawa ketika tau saya belum membungkus kado untuknya, dan langsung sibuk dengan pelukan dan jeritan bintang kami yang kangen padanya (saya juga sebenarnya), dan ingin cepat-cepat bermain. Semenit kemudian saya sudah mengunci diri di kamar dan mulai sibuk membungkus 4 kado ( iya empat), satu untuknya (sebuah kado yang menurut saya dia butuhkan), dua untuk bintang saya, dan satu untuk ibu saya yang juga ada di rumah. Bisa dibayangkan kado itu dibungkus seadanya, hanya kotak yang ditutupi kertas berwarna-warni, tidak ada variasi, tidak ada pita, dan parahnya tidak ada kartu Ucapan !!!!! damn it, i forget bout it. Betapa buruknya habbit menunda-nunda pekerjaan seperti ini.sekarang saya terpaksa memberikan kado ini tanpa kartu (saya yang ngakunya romantis ini), menyesal sebenarnya, tapi ya sudahlah, he will understand,,,(cuih murahan banget alasan saya)
sebelum keluar kamar sebenarnya saya sudah merasa minder duluan, pasti kadonya lebih well prepared deh, meski dibeli di hari yang sama. Berdasarkan pengalaman saya tahun lalu -„dalam ritual yang sama-, sementara kado saya hanya dimasukkan dalam paper bag corak batik (yang disukainya) dan dijepret pret dengan hecter, kado darinya dibungkus dengan sangat cantik, kertas tebal berwarna gold agak bertexture garis vertikal yang dibentuk mirip dompet dan diberi pita di ujung atasnya. saya tau kado itu memang bukan hasil karya dia, pastilah jasa pembungkusan kado, tapi setidaknya dia ingin sesuatu yang cantik dan well prepared untuk saya, sayangnya sang pembungkus kado terlalu jujur dalam membungkusnya, karena seperti bungkusnya kado itu tepat berisi dompet, piere cardin hitam, agak panjang dan simpel, dompet yang "sangat saya" so simple and classic, tidak terlalu banyak kantong dan tipis, i love it alot,,,,di kartunya tertulis,, kau jantung dan hatiku,,(yang sampai kini pun masih saya simpan di dalam dompetnya)
oke kembali ke masalah kado pagi ini, saya membawa 4 kado saya didalam plastik, setengah malu dan tidak pede juga saya. Akan kah dia menyukai kado saya? Deng deng,,, bintang kami yang terlihat sangat antusias, sibuk dengan tumpukan kado yang jumlahnya menjadi 6 kado itu, sekilas saya lirik kado berukuran relatif kecil, bujur sangkar sekitar 10x10x5 cm3, warna dasar biru muda dan bertabur gambar hati pink dan sebuah kado lain yang lebih kecil lagi bentuknya bermotif boneka-boneka lucu khas anak-anak, sudah pasti yang ini ditujukan untuk bintang kami, jadi untuk saya yang biru itu,,, lalu bintang mulai merobek (dibantu dengan kami tentunya, tangan kecilnya belum terkoordinasi dengan baik) kado-kadonya, semua berteriak lucu saat kado untuk bintang dari saya dibuka, sebuah sweater warna coklat kehitaman berlogo Harley davidson berukuran bayi yang sangat imut serta topi rajutan merah dari sang daddy yang tampak oke dipakai bintang.
Lalu untuk saya, kadonya saya buka dan isinya, seperti yang saya bilang tadi,,, sebuah syal,,,, dikartu tertulis ,,,,untuk yang tersayang,
thanks ya,,, my hubby,,, you dont know, hows that simple words lift up my days,,,