Dunia Kerja baru

Seperti yang pernah sekilas saya ceritakan, mulai pertengahan april yang lalu, saya pindah kerja, kembali ke dunia sipil yang sesungguhnya,,, kali ini kesempatan yang datang menghampiri saya adalah sebagai Project Coordinator renovasi sebuah Pabrik Obat terkemuka di Indonesia as well di dunia,,,

,,, shock saya,,, setelah sekian lama bekerja dengan benda-benda mati seperti komputer, buku, kalkulator, dealing sama text book, atau buku peraturan,,, maka, sekarang saya dihadapkan dengan kontraktor, supervisors yang membantu saya, bahkan dealing dengan tukang bangunan...
semua merupakan benda hidup. Punya rasa, punya mata, punya keinginan, yang tidak mungkin saya satukan dengan "keinginan saya" (kontrak dokumen sebagai acuan saya tentunya).

well it's not easy things at all,,, but kind of challenging me,,, hanya saja, kadang-kadang saya geli sendiri dalam hati membayangkan kontradiksi dalam dunia saya,,,,

Saat dirumah saya adalah Ibu dari bintang kesayangan saya, yang membutuhkan sisi keibuan (hiks) saya, yang selalu diharapkan datang dengan kelembutan hati, pelukan yang nyaman, dan kasih sayang yang berlimpah untuk bintang,,,,

saya tidak bisa membayangkan jika style ini yang saya pasang saat menghadapi kontraktor yang bandel, atau supervisor yang sleepy saat saya bekerja, ataupun owner yang kadang juga tidak tepat dalam memposisikan diri dalam chart organization di Project ini....wah,,, bisa-bisa semua bermanja-manja sama saya mungkin ya,,,???

jadi mungkin para tukang atau mandor akan heran bin bingung jika melihat saya yang kadang tersenyum sendiri ketika melewati hanya sebatang balok untuk menyebrangi lantai kerja dengan ketinggian satu lantai ke atas, atau harus memanjat scafolding, mandorin supervisor saya, atau "pekerjaan keras" lainnya. bukan apa-apa,,, saya hanya membayangkan wajah suami saya tercinta,,,, turun tangga saja otomatis tangan saya akan dipeganginya,,, atau saat matahari terik tentu saja dia akan rela memayungi saya, sehingga saya tak perlu kepanasan.... bagaimana ya reaksi wajahnya jika melihat semua pekerjaan saya sekarang ya,,,,mungkin dia tidak akan percaya saya adalah orang yang dinikahinya hampir 2 tahun yang lalu. hehhehe

hanya pernah suatu pagi waktu mengantar saya, kami bertemu dengan para tukang di gate depan,,, suami saya tanya : "kamu nanti ngatur-ngatur orang-orang ini ya Yang?" hehhehhe saya cuma tersenyum saja,,,, entah picture apa yang bisa dibayangkan olehnya tentang "ngatur-ngatur orang ini ",,,,
Undangan (Dikutip dari Jean Houston A Passion for Possible, oleh Danah Zohar dan Ian Marshall)

Aku tak tertarik apa mata pencarianmu.
Aku ingin tahu apa yang kaudambakan,
dan kau berani mengimpikan bertemu dengan pujaan hatimu.

Aku tak tertarik berapa usiamu.
Aku ingin tahu apakah kau mau mengambil resiko demi cita- cita, demi petualangan hidup sepenuhnya.

Aku tak tertarik planet apa yang menempati bulanmu.
Aku ingin tahu apakah kau telah menyentuh pusat dukamu sendiri,
jika kau telah dibukakan oleh pengkhianatan hidup atau telah menjadi layu dan tertutup karena takut disakiti lagi!
Aku ingin tahu apakah kau bisa duduk bersama rasa sakit, sakitku atau sakitmu, tanpa mencoba menyembunyikannya, atau memudarkannya atau memperbaikinya.
Aku ingin tahu apakah kau bisa berada bersama sukacita, sukaku atau sukamu;

jika kau bisa menari dengan alam liar dan membiarkan keriangan mengisimu hingga ujung jemari kaki dan tanganmu tanpa mengingatkan kita untuk berhati-hati, bersikap realistis, atau mengingat keterbatasan manusia.

Aku tak tertarik apakah cerita yang kau kisahkan itu benar.
Aku ingin tahu apakah kau bisa mengecewakan orang lain agar jujur pada dirimu;
jika kau dapat menanggung tuduhan pengkhianatan dan tidak mengkhianati jiwamu sendiri.

Aku ingin tahu apakah kau bisa setia dan karenanya dapat dipercaya.
Aku ingin tahu apakah kau dapat melihat keindahan meskipun tidak setiap hari itu elok, dan jika kau dapat menyumberkan hidupmu dari kehadiran Tuhan.

Aku ingin tahu apakah kau bisa hidup dengan kegagalan, gagalmu dan gagalku, dan tetap berdiri pada sisi danau dan berteriak kepada bulan keperakan, "Ya!"

Aku tak tertarik pada tempat tinggalmu atau seberapa banyak uang yang kaumiliki.
Aku ingin tahu apakah kau bisa bangkit setelah semalam berduka dan merana, lelah, babak belur, dan melakukan apa yang perlu dilakukan demi anak-anak.

Aku tak tertarik siapa dirimu, atau bagaimana kau tiba di sini.
Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri di tengah api bersmaku dan tidak mundur teratur.

Aku tidak tertarik di mana atau apa atau dengan siapa kau belajar.
Aku ingin tahu apakah kau bisa sendirian bersma dirimu; dan apakah kau benar-benar menyukai temanmu di saat-saat hampa.