Pembelajaran (TIDAK) Penting

Suatu malam minggu saat Sangga menyodorkan peta Dunia nya ke saya, terjadi conversation yang tak terkategori dalam benak saya. Ini penting, karena merupakan moment pembelajaran dan penanaman nilai-nilai baik untuk Sangga. lalu menjadi tidak penting, mengingat he's just 3 years old and I was too hurry to tell bout this to him.

Sangga : Ibun, ini peta apa?
Saya : Itu Peta Dunia, Sangga tau peta itu apa?
Sangga : Peta menunjukkan tempat yang hilang (Dora minded)
Saya : Betul anak Ibun hebat!!
Sangga : Ini Apa bun? (menunjuk peta Indonesia)
Saya : (bersemangat) ini peta negara kita, disini Sangga tinggal(menunjuk Jakarta), disini rumah eyang dan Kakek (menunjuk Bengkulu)
Sangga : (tampak antusias)
Saya : Ingat tidak waktu kita ke rumah kakek?
Sangga : (mengangguk)
Saya : nah waktu itu kita naik pesawat melintasi pantai barat ini, menyenangkan ya??
Sangga : Iyaaa,,, trus Ibun jatuh ya, waktu di rumah kakek,,
Saya : Hihihi iyaaaa,,, untung ga papa ya (doh masih inget juga,, hihi tengsin)
Sangga : Ini apa? (menunjuk warna peta lain di atas pulau Kalimantan)
Saya ; ooo itu M,,,,Sya
Sangga : M,,,,Sya itu apa?
Saya: Itu negara lain, sama seperti Indonesia juga.
Sangga : tetangga ya
Saya : iya, benerrrr banget itu negara tetangga kita
Sangga : Baik ga?
Saya (otomatis tersengat) enggak!
Sangga : Kenapa Enggak?
Saya : (semakin bersemangat) suka mencuri
Sangga : mencuri apa Bun??
Saya : (mulai bingung bagaimana menjelaskan "mencuri" batas wilayah, "mencuri" kesenian reog, dll, again, he's just almost 3 yo) mmmmpph (speechless)
Sangga : mencuri apa bun?
Saya : mencuri boneka (twuing2,, mulai eror)
Sangga :boneka apa bun? (oh no, he can not be stopped now)
Saya : (tanggung nih) boneka reog
Sangga : seperti yg di rumah Mbah Kung ya??(topeng-red)
Saya : iya hampir mirip seperti itu
Sangga: aku ga suka sama M.,,, sya bun
Saya : (speechless,, cengar cengir salting)
Sangga : mmmm apa seperti pemulung
Saya : (Sakeee,,, Sangga) iya,,, kurang lebih begitu (semangat campur bangga dengan pilihan katanya)
Sangga : Jahat ya???
Saya : ga semuanya siiih, tapi ya begitulah (emak oon mulai kehilangan kata-kata)
Sangga : aku takut bun
Saya : kenapa takut, kan kita benar (semakin absurd)
sangga : Sangga takut sama pemulung
Saya : ,,, (blank)
Sangga : apa mereka dekat
Saya : enggak, mereka jauh, dan tidak perlu takut, sangga kan sama ibun
Sangga : (mulai menangis),, Kakekk,, aku ga mau bonekanya di curi
Saya : sssshhhh gapapa sayang (ikut terharu,,,)

duuuhhh Nak, ketakutanmu dan ketaksukaanmu itu pada negara yg kumaksud itu sungguhlah membanggakanku. sekecil ini nak, kau sudah begitu mencintai negaramu. Mudah-mudahan nilai yang tertanam ini (meski terlalu awal untuk mu) jadi nilai nilai yang baik. bukan nilai2 chauvinisme tapi nilai berkebangsaan dan berharga diri,,

pssst,, semenjak sangga lahir, saya mengibarkan bendera merah putih di setiap perayaan 17 agustus, padahal dulu paling senang kalau ada alasan bolos upacara bendera... lihatlah yang telah kau ubah dalam hidupku Sangga,,, my inspiration, my love,,,

4 komentar:

  1. panteessss lo ga jadi asisten MEH ya diiiin diiiin! cara jawab lo itu loh!hahahahahahaha

    like this conversation though! :)

    BalasHapus
  2. hahaha,, i was not hoping this conversation grow to this way actually,, hehe,, yeah u're rite,,, gw ini payahhhhh,, heheheh

    BalasHapus
  3. hehe... lucu percakapannya. memberi inspirasi lho. eh, tapi kok sangganya jd nangis yaa?? hihih...

    BalasHapus
  4. Dhila,, heheheh, iyah intinya sangga membayangkan negara berisi pemulung, hahhahaha, dia takut pemulung

    BalasHapus

Comment, please,,,,