Surat untuk Sangga

Sangga anakku,

Sungguh tak terasa kini Sangga sudah 2 tahun 6 bulan. Mengingatmu, putra tercintaku, hatiku langsung dilumuri perasaan bangga dan cinta yang belum pernah ku kenal sebelumnya.
Rasanya begitu istimewa, segala sesuatu yang kau bawa kedalam hidupku kini hanya berisi kebaikan, merubah hampir keseluruhan hidupku. Dari hal-hal kecil saja, misalnya bangun pagi, bertanggung jawab untuk menyediakan makanan untukmu, hingga ke hal-hal besar yang belum pernah kulakukan sebelumnya, seperti menabung untuk masa depan.

Sangga sayang,
Banyak hal dalam perjalanan usiamu sekarang yang kadang membuatku meringis, ngilu. Begitu banyak hal-hal terbaik yang tak sanggup kupilihkan untukmu. Meskipun sekuat tenaga telah kuusahakan untuk mengupgrade ilmuku, tetap saja rasanya aku sering ketinggalan. Maafkan ibu yang bodoh ini untuk mengasuh ANAK secemerlang kau.

Sangga,
Maafkan Ibun, yang sering tidak bisa ada disampingmu saat kau menginginkannya, sungguh aku pun ingin selalu setiap saat ada, bersamamu, mengajarimu, membaca bersama, bermain bersama, menonton bersama, semua kegiatan favoritmu.
Tapi, apa daya Nak, ini juga bagian dari rencana besar Papa dan Ibun, mengantarmu ke gerbang sukses, membuatmu menjadi anak bahagia PALING NOMOR 1. Jadi terpaksa Ibun harus tetap bekerja, dan di sedikitnya waktu kita bertemu, aku sangat mengharapkan kebahagiaanmu.

Sangga sayang,
Seperti kata Papa, Sangga adalah bintang kejora di langit “kami”, paling terang, paling bersinar, paling cemerlang. Adalah juga tumpahan kasih sayang dari kami berdua. Cinta yang belum pernah tergali sebelumnya, tercurah semua untukmu. Tapi Papa juga Ibun hanya manusia biasa, kadang sering membuatmu kecewa, membiarkanmu menunggu, walaupun itu semua terasa lebih menyakitkan untuk kami daripada yang bisa kau rasakan.

Sangga,
Saat Papa dan Ibun jalan berdua, dan melihat remaja disekitar kami, tahu tidak? Yang kami bicarakan adalah bagaimana nantinya Sangga setelah besar ya? Kami ternyata punya concern yang berbeda, saat aku lebih membayangkan “seseorang” yang akan kau kenalkan nanti kepadaku (kau tau maksudku kan?:) ) seperti apa rupanya kelak? Pintarkah dia, sanggupkah dia membuatmu tertawa, berbahagia, menyeimbangkan hidupmu. Bahkan aku jadi sering memperhatikan gadis-gadis yang terlihat pintar dan baik, aku selalu menyisipkan doa, semoga “seseorangmu” nanti lebih baik dari itu.
Papamu selalu mengkhawatirkan hal yang sangat berbeda, yaitu saat nanti kau minta ijin untuk berpenampilan “punk” atau menindik hidung atau telingamu, atau berpakaian yang, menurut ayahmu, nyeleneh. Dia belum bisa membayangkan reaksi apa yang bisa dia berikan saat itu tiba, sudah pasti dia tidak ingin mengecewakanmu, tapi menerimamu berpenampilan seperti itu,,,pastilah tidak mudah untuknya.
Seperti halnya papamu menertawakan “kekhawatiranku”, aku pun menertawakan “kekhawatirannya”. Bagiku cukup Sangga menjadi orang baik dan bertanggungjawab , the rest, I don’t take in count!

Sangga,
Senyummu, binarmatamu, pelukan tangan kecilmu, celotehan pintarmu adalah obat dari lelah hidup ini. Satu hal saja Sangga, yang ingin aku garisbawahi : Aku dan papa mencintaimu, memperjuangkanmu, membelamu, membanggakanmu, lebih dari hidup dan nyawaku (ya, jangan salahkan kalau papamu lebih mencintai hidupku dari pada hidupnya sendiri,,, heheh that’s little secret for us, babe, dan kau adalah diatas segalanya). Jadi kami ingin kau bahagia dunia dan akhirat, ingin kau menjadi dirimu sendiri, sehat, dan cukup akan hidupmu. Dan ingatlah, kami selalu dibelakangmu, untuk setiap support dan cinta yang kau butuhkan.

Love,
Ibun

3 komentar:

  1. walaupun aq blum pernah merasakan apa yg kau rasa,kok baca tulisanmu seperti aq turut merasakan apa yg kau rasa,,teman,sahabat, dan tempat tanya qu "tetaplah menjadi ibun bagi sangga yg tidak berubah, tetaplah menjadi dirimu sendiri (tetap funki)kelakpun dikala remaja sangga merasakan apa yg ibun dan papa sangga perjuangkan dan akan tetap dirasakan oleh sangga...teraksir cium & peluk qu untuk sangga (walaupun blum sempat aq temui)dan untuk mu juga...aq hanya dapat berdoa dari jauh bahwa dirimu akan tetap kokoh (seperti biasanya)dalam menghadapi dilema.....

    miss u....

    BalasHapus
  2. miss u too mami ayi,,, Sangga pasti senangggg sekali ketemu Mami

    BalasHapus
  3. daleeeeeeeeeeeeeemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm!!!

    BalasHapus

Comment, please,,,,